Sejarah Sakola Kembara: Dari 16 Siswa di Cililin Hingga Jangkau 8 Cabang

Sejarah Sakola Kembara: Dari 16 Siswa di Cililin Hingga Jangkau 8 Cabang

Sejarah Sakola Kembara dimulai pada tahun 2021 sebagai program bimbingan belajar gratis untuk siswa prasejahtera yang ingin masuk PTN. Dalam 4 tahun, sejarah Sakola Kembara mencatat pertumbuhan dari 16 siswa di satu lokasi menjadi 8 cabang yang tersebar di 3 provinsi.

Sejarah Sakola Kembara juga membuktikan bahwa siswa dari keluarga kurang mampu dan daerah pelosok bisa bersaing masuk universitas terbaik di Indonesia dengan bimbingan yang tepat.

Awal Pendirian

Sakola Kembara didirikan pada tahun 2021 oleh Rommy Adany Putra Afauly bersama tiga temannya. Rommi adalah lulusan Teknik Mesin ITB yang berasal dari keluarga berpendapatan rendah. Ketika masih SD, guru-gurunya patungan untuk membiayai pendidikannya di SMP dan SMA terbaik di Jakarta. Setelah lulus ITB, ia bekerja sebagai manajer di perusahaan.

Ide mendirikan Sakola Kembara muncul saat Rommi mengunjungi pelosok Bandung Barat. Disana, ia menemukan siswa-siswi SMA dari keluarga miskin yang tidak tahu ada jenjang pendidikan kuliah. Cita-cita tertinggi mereka hanya menjadi kasir supermarket. Bahkan guru-guru di sekolah mereka melarang siswa untuk kuliah karena dianggap tidak realistis.

Sakola Kembara didirikan dengan tujuan menyediakan bimbingan belajar gratis untuk persiapan masuk PTN, khususnya untuk siswa SMA dari daerah pelosok dan keluarga prasejahtera. Program ini juga memberikan informasi tentang cara mendaftar kuliah yang sering tidak diketahui oleh siswa dari daerah.

Fase Pertumbuhan (2021-2025)

Generasi Pertama (Tahun Ajaran 2021/2022)

Generasi pertama dimulai di Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Sakola Kembara mendampingi 16 siswa pada tahun pertama ini. Hasilnya, 14 siswa berhasil lolos perguruan tinggi dengan angka kelulusan 87,5%. Dari jumlah tersebut, 11 siswa diterima di PTN dan 3 siswa di PTS. Yang cukup mengejutkan, 2 siswa berhasil diterima di UI dan UGM.

Hasil ini membuktikan bahwa metode bimbingan yang digunakan efektif. Program ini juga mendapat dukungan dari masyarakat setempat.

Generasi Kedua (Tahun Ajaran 2022/2023)

Pada tahun kedua, Sakola Kembara masih beroperasi di satu lokasi yang sama, yaitu Cililin. Jumlah siswa bertambah menjadi 20 orang. Dari 20 siswa tersebut, 17 siswa berhasil lolos perguruan tinggi dengan angka kelulusan 85%. Sebanyak 9 siswa diterima di PTN dan 8 siswa di PTS. Hasil generasi kedua ini memastikan bahwa program dapat berjalan konsisten dengan tingkat kelulusan yang tetap tinggi.

Generasi Ketiga (Tahun Ajaran 2023/2024)

Generasi ketiga adalah fase pertumbuhan paling signifikan. Sakola Kembara membuka 3 cabang baru berdasarkan inisiasi local heroes (tokoh masyarakat lokal yang ingin membangun pendidikan di daerah mereka):

  • Cililin, Kab. Bandung Barat (sejak 2021)
  • Bojong, Kab. Purwakarta (sejak 2023)
  • Cibodas, Kab. Bandung Barat (sejak 2023)
  • Arjawinangun, Kab. Cirebon (sejak 2023)

Total siswa yang didampingi melonjak menjadi 73 orang. Dari jumlah tersebut, 62 siswa berhasil lolos perguruan tinggi dengan angka kelulusan 85%. Sebanyak 45 siswa diterima di PTN dan 17 siswa di PTS. Dua siswa berhasil diterima di ITB dan UGM.

Generasi Keempat (Tahun Ajaran 2024/2025)

Pada tahun ajaran 2024/2025, Sakola Kembara menambah 2 cabang baru di Kota Bandung dan Purbalingga (Jawa Tengah). Total siswa yang didampingi mencapai 173 orang di 5 cabang. Program melaksanakan 719 jam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang terdiri dari:

  • KBM Pekanan: 342 jam (48%)
  • Asrama Akhir Tahun: 302 jam (42%)
  • Asrama Intensif: 75 jam (10%)

Dari 173 siswa, 121 siswa berhasil lolos perguruan tinggi dengan angka kelulusan 70%. Sebanyak 88 siswa diterima di PTN (51%) dan 33 siswa di PTS. Lima siswa berhasil diterima di 3 universitas terbaik Indonesia (ITB, UI, UGM), dan 145 siswa lainnya diterima di IPB, UNPAD, UNAIR, UPI, ISI, dan PTN ternama lainnya.

Program juga melaksanakan 18 sesi assessment untuk mengukur kemampuan siswa, dengan 10 assessment di semester 1 dan 8 assessment di semester 2.

Generasi Kelima (Tahun Ajaran 2025/2026)

Pada tahun ajaran 2025/2026, Sakola Kembara melakukan transformasi organisasi yang lebih besar. Program ini menambah 3 cabang baru:

  • Cisarua, Kab. Bandung Barat (diresmikan 27 September 2025)
  • Purbalingga, Jawa Tengah (resmi menjadi cabang ke-6)
  • Bojonegara, Kab. Serang, Banten (diresmikan 25 Agustus 2025, KBM dimulai tahun ajaran 2026/2027)

Total cabang menjadi 8 cabang offline di 3 provinsi plus 1 cabang online. Target generasi ke-5 adalah mendampingi 200 siswa. Saat ini sudah ada 134 siswa yang terdaftar, dengan 120 siswa (90%) di cabang offline dan 14 siswa (10%) di cabang online.

Metode dan Pendekatan Program

Sakola Kembara memiliki beberapa prinsip yang berbeda dari bimbingan belajar pada umumnya:

Seleksi Berdasarkan Ekonomi dan Motivasi

Sakola Kembara tidak melakukan seleksi berdasarkan kemampuan akademik. Seleksi hanya berdasarkan dua kriteria, yaitu ekonomi orang tua dan motivasi siswa. Hal ini didasarkan pada data yang menunjukkan bahwa kecerdasan akademik sangat dipengaruhi oleh ekonomi orang tua. Siswa dengan performa akademik yang belum baik justru lebih membutuhkan bantuan.

Alumni Kembali Berkontribusi

Sekitar 50% pengurus Sakola Kembara adalah alumni penerima manfaat program ini. Mereka mengajarkan siswa untuk tidak menyimpan kebaikan yang diterima, melainkan kembali berkontribusi atau menciptakan program serupa di tempat lain.

Metode Trimasa Belajar Kembara

Program pembelajaran dibagi menjadi 3 fase:

  • Fase Bersiap (3-5 pekan pertama): Fokus pada logika dan literasi dasar
  • Fase Konsep (semester gasal): Menanamkan prinsip dasar matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris
  • Fase Lanjut (semester genap): Fokus pada latihan soal UTBK

Full Offline dengan Jam Belajar Tinggi

Siswa belajar 10 jam setiap pekan selama setahun, lebih dari 8 jam setiap hari selama 2 minggu di Asrama Akhir Tahun, dan lebih dari 8 jam setiap hari selama 2 bulan di Asrama Intensif. Total jam belajar mencapai lebih dari 700 jam per periode.

Sejarah Sakola Kembara dari 2021 hingga 2025 menunjukkan pertumbuhan yang konsisten. Dari 16 siswa di satu lokasi pada tahun pertama, kini program ini mendampingi ratusan siswa di 8 cabang.

Total lebih dari 400 siswa telah menjadi bagian dari program ini, dengan tingkat kelulusan PTN yang stabil di kisaran 50-70% setiap tahunnya. Program ini membuktikan bahwa dengan metode yang tepat, siswa dari keluarga prasejahtera dan daerah pelosok bisa bersaing masuk PTN terbaik di Indonesia.

Dukung perjalanan pendidikan anak-anak pelosok bersama Sakola Kembara melalui donasi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *