Kesejahteraan guru adalah salah satu dasar yang menentukan kualitas pendidikan suatu bangsa. Ketika guru merasakan kesejahteraan secara finansial dan mental, mereka akan fokus untuk berinovasi dan mendidik siswa-siswinya sepenuh hati. Namun, kondisi ini masih jauh dari harapan, terutama bagi guru yang mengajar di wilayah pelosok dan terpencil Indonesia.
Kemudian, seperti yang pernah dikatakan oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno, “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Kutipan tersebut mengartikan bahwa pemuda adalah aktor yang membangun kemajuan dunia. Namun, kualitas pemuda setiap bangsa tentunya membutuhkan peran guru dalam mengembangkan potensi dan pola pikir mereka, termasuk anak-anak di daerah pelosok yang paling rentan.
Jika guru tidak mendapatkan apresiasi yang maksimal atas profesinya, bagaimana mereka juga akan memberikan usaha yang maksimal untuk membentuk generasi muda yang unggul? Artinya, kesejahteraan guru di seluruh pelosok negeri sangat menentukan kualitas pendidikan dan unggulnya generasi muda suatu bangsa. Teori ini rupanya masih menjadi tantangan besar di Indonesia.
Guru Adalah Pionir Pendidikan Bangsa
Guru merupakan profesi yang memiliki tugas mengajar, mendidik, dan membimbing siswanya di dalam pendidikan formal. Namun, secara lebih mendalam tugas dan peran guru tidak sekadar itu, terutama bagi guru yang berjuang di sekolah-sekolah terisolasi.
Guru adalah pelukis masa depan anak-anak. Mereka membentuk karakter, membangun pola pikir, menjadi fasilitator, dan mediator dalam segala perkembangan siswa-siswinya. Peran tersebut juga tidak hanya berdasarkan tuntutan pekerjaannya, tetapi juga panggilan jiwa.
Bayangkan suksesnya generasi muda di luar sana karena sosok guru. Bahkan keberhasilan seorang pemimpin di negeri ini juga karena peran guru.
Konsep peran multidimensi inilah yang perlu didukung. Di sisi lain, sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kesejahteraan guru yang stabil akan berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan. Lebih lanjut, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mai Afinda, dkk (2024), mengungkapkan bahwa kesejahteraan finansial seorang guru berpengaruh terhadap motivasi mereka dalam mengajar dan menghasilkan pembelajaran yang maksimal. Oleh karena itu, menjamin kesejahteraan guru, terutama di daerah pelosok adalah langkah penting untuk memastikan kualitas pendidikan.
Ironi Kesejahteraan Guru di Pelosok Indonesia
Meskipun secara teori, dan penelitian peran guru menjadi hal yang krusial, di dunia nyatanya, Indonesia masih menunjukkan ketimpangan yang besar. Kesejahteraan guru di wilayah terpencil dan pelosok Indonesia masih menjadi isu serius yang secara langsung menurunkan mutu pendidikan. Guru di daerah terisolasi seringkali harus berjuang menghadapi keterbatasan ekonomi, sosial, dan minimnya fasilitas kerja.
Selain itu, keterbatasan kondisi non-finansial juga tampak pada guru di daerah terpencil yang menghadapi lingkungan kerja dan tempat tinggal yang tidak layak. Banyak yang harus menempati rumah dinas yang rusak atau bahkan terpaksa menumpang di rumah warga karena tidak adanya tempat tinggal bagi mereka. Terlebih karakteristik kondisi di daerah pelosok yang masih sulit dalam mendapatkan akses kebutuhan hidup, seperti akses jalan, Listrik, dan sarana pendidikan yang menambah tantangan menjadi guru di sana.
Baca Juga: Perjalanan Seorang Founder: Rommi Mendirikan Sakola Kembara untuk Pendidikan Inklusif
Meskipun kondisi di lapangan mencekik, mereka tetap bertahan karena pekerjaan itu bukan sekadar profesi, melainkan panggilan hati dan rasa pengabdian yang tak tergantikan.
Solusi Permasalahan Kesejahteraan Guru di Pelosok
Standar Gaji yang Layak
Pemerintah memiliki peran terbesar dalam mewujudkan kesetaraan dalam kesejahteraan guru di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, seharusnya pemerintah bisa menetapkan standar gaji yang pantas bagi guru, khususnya guru di daerah pelosok.
Apresiasi dan Sistematika Khusus
Peran dan tantangan besar yang diemban guru di daerah pelosok seringkali menjadi hal yang sangat dihindari bagi para pendidik di Indonesia. Untuk itu, pemerintah sebaiknya memberikan tunjangan khusus bagi mereka, baik berupa finansial maupun non-finansial. Serta untuk memudahkan dalam pembelajaran, pemerintah perlu mengembangkan kurikulum yang cocok dengan kondisi di wilayah pelosok.
Pelatihan Khusus
Melihat beratnya tantangan yang dihadapi oleh guru di daerah pelosok, pemerintah perlu memberikan pelatihan khusus bagi guru-guru tersebut.
Dukungan Masyarakat
Selain pemerintah, masyarakat juga memiliki peran dalam mendukung terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Pemerintah, sektor swasta, dan komunitas lokal perlu berkolaborasi dalam mewujudkan tujuan tersebut dengan mendukung kesejahteraan guru di daerah pelosok. Salah satu bentuk nyata kontribusi kolektif telah dilakukan oleh Sakola Kembara.
TemukanValue Terbesar: Waktunya Menjadi Bagian dari Kebermanfaatan!
Sakola Kembara adalah yayasan hasil inisiatif seorang mahasiswa Institut Teknologi Bandung yang memiliki misi kebermanfaatan pendidikan untuk semua. Yayasan ini mendedikasikan diri untuk memberikan dan mendukung pemerataan akses pendidikan nonformal bagi anak-anak di daerah pelosok.
Kehadiran Sakola Kembara merupakan bukti bahwa semangat pengabdian dapat melengkapi kontribusi aktif masyarakat dalam mewujudkan pendidikan yang lebih baik.
Sakola Kembara tidak hanya menyediakan pendidikan nonformal dalam bidang akademis, tetapi juga fokus mengupayakan dukungan, kemudahan, dan kebahagiaan bagi siswanya. Fokusnya ada pada kondisi anak-anak di wilayah perdesaan yang seringkali kesulitan melanjutkan studi karena berbagai tantangan, seperti minimnya informasi mengenai perguruan tinggi negeri, keterbatasan dukungan finansial dan non-finansial dari keluarga, serta kesenjangan kualitas akademik yang menghambat daya saing mereka.
Upaya yang dilakukan Kembara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan memberikan dukungan, akses informasi, dan kemudahan mendapatkan materi akademik yang maksimal. Sobat Sakem juga bisa berkontribusi lewat langkah kecil menjadi donatur di Sakola Kembara. Donasi yang diberikan akan membantu mewujudkan pemerataan pendidikan untuk semua.
