Daerah tertinggal. Apa yang ada di benakmu saat mendengar kata itu? Semua dari kita pasti memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan kekurangan. Ya, tidak ada salahnya, memang benar daerah tertinggal erat dikaitkan dengan kekurangan. Contohnya: kurangnya akses layanan dasar dan kurangnya sarana prasarana layanan publik.
Di Indonesia sendiri, yang terkenal dengan negara Sumber Daya Alam yang melimpah juga, masih punya masalah dengan ‘daerah tertinggal’ ini Sahabat Kembara. Satu yang paling sering menjadi sorotan adalah minimnya akses pendidikan di daerah tertinggal. Yuk, bahas bareng-bareng tantangan pendidikan di daerah tertinggal dan cara peningkatannya di artikel ini!
Daerah Tertinggal Itu Seperti Apa?
Kata ‘daerah tertinggal’ itu bukan tanpa makna, Sahabat Kembara. Faktanya, penyebutan daerah tertinggal sengaja dibuat untuk memberikan layanan dan mewujudkan pembangunan yang lebih merata. Penyelenggara negara mengklasifikasikan sebuah daerah sebagai ‘daerah tertinggal’ untuk melancarkan program-programnya.
Menurut Perpres 63 Tahun 2020 Tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2O2O-2O24, daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Lalu, daerah tertinggal itu seperti apa sih?
Umumnya, daerah tertinggal ditandai dengan masih kurangnya suatu daerah dalam aspek:
- Kemampuan ekonomi masyarakat
- Kualitas sumber daya manusia
- Ketersediaan sarana dan prasarana
- Kemampuan keuangan daerah
- Aksesibilitas layanan publik
- Karakteristik daerah (kondisi geografis)
Pada dasarnya, daerah tertinggal ialah daerah yang memiliki kualitas pembangunan rendah, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, maupun infrastruktur. Sampai sini, sudah mulai kebayang kan apa itu daerah tertinggal?
Semua aspek yang menjadi tolak ukur daerah dikatakan tertinggal penting untuk diselesaikan. Namun, dalam artikel ini Sakola Kembara akan banyak membahas pada bidang pendidikan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa pendidikan merupakan layanan dasar yang perlu didapatkan semua warga negara. Namun, bagaimana dengan pendidikan di daerah tertinggal? Yuk, mari kita bahas apa saja yang menjadi tantangannya!
Tantangan Pendidikan di Daerah Tertinggal
Pendidikan di daerah tertinggal memiliki berbagai tantangan yang perlu dicarikan solusinya bersama. Seperti yang kita ketahui bersama, daerah tertinggal identik dengan kondisi geografis yang sulit dan infrastruktur yang masih minim. Akibatnya, akses pendidikan jadi sulit terjangkau.
Selain itu, tantangan lainnya seperti: distribusi guru yang belum merata, kompetensi guru yang belum memadai, kurikulum pendidikan yang kurang sesuai, sampai kurangnya akses teknologi digital menjadi hambatan yang juga perlu digaris bawahi.
Peningkatan Pendidikan di Daerah Tertinggal
Berbagai tantangan dalam pendidikan di daerah tertinggal bisa diselesaikan dengan peningkatan pendidikan. Peningkatan pendidikan di setiap aspeknya, mulai dari infrastruktur, kualitas, hingga aksesibilitas.
Cara paling ampuh meningkatkan pendidikan di daerah tertinggal adalah dengan kolaborasi. Penyelenggara negara, pihak swasta, dan masyarakat perlu terlibat demi terwujudnya pendidikan adil dan merata. Kolaborasi nyata yang dilakukan oleh tiap pemangku kepentingan ini dapat membuat pendidikan di daerah tertinggal Indonesia lebih maju.
Sebagai warga negara pun, kita bukan hanya berhak menerima layanan, tetapi juga berkewajiban untuk memanfaatkan layanan sebaik mungkin, Sahabat Kembara. Bagi kalian yang berada di daerah dengan akses pendidikan mudah, perlu untuk bersyukur. Namun, untuk adik-adik yang masih sulit mengakses pendidikan, bisa tinjau SakolaKembara.Org.
Sakola Kembara sebagai organisasi pendidikan non-formal masuk PTN, terbuka untuk menerima siswa baru dan berkolaborasi dengan stakeholders. Hubungi kami untuk meningkatkan pendidikan di daerah tertinggal.
Baca Juga:
